Berita Pajak
IHSG Kembali Tembus 5.000
Harian Kompas, 1 July 2016
Optimisme Setelah Pengesahan UU Pengampunan Pajak
JAKARTA, KOMPAS — Euforia dan optimisme setelah pengesahan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak masih terasa di bursa saham. Kemarin Indeks Harga Saham Gabungan kembali menembus posisi 5.000. Optimisme pasar naik signifikan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah, yang menguat dua hari berturut-turut, kemarin melorot akibat aksi ambil untung. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor sepuluh tahun juga turun tipis 2 basis poin menjadi 7,47 persen.
Pada penutupan perdagangan, Kamis (30/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,73 persen atau 36,542 poin menjadi 5.016. Indeks sudah naik sekitar 20 persen dari titik terendahnya pada September 2015.
Kenaikan tersebut menandai IHSG memasuki masa penguatan. IHSG mencapai posisi 5.000-an pada Juni 2015, lalu terus menurun hingga September 2015.
Investor asing masih terus memborong saham, dengan transaksi pembelian bersih Rp 1,7 triliun.
"Angka psikologis IHSG pada kisaran 5.000 menjadi area psikologis baru untuk mendorong kinerja IHSG memasuki tren meningkat," ujar analis teknis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu.
Optimisme
Tim analis Manajer Investasi Eastspring dalam risetnya menyebutkan, optimisme di pasar modal meningkat secara signifikan. Persetujuan terhadap UU Pengampunan Pajak diperkirakan menolong pemerintah mendapatkan anggaran tambahan untuk membiayai kemungkinan defisit anggaran yang melebar.
Sementara itu, Kepala Riset KDB Daewoo Securities Indonesia Taye Shim, di Jakarta, mengatakan, masih banyak perdebatan mengenai arah dana hasil pengampunan pajak itu akan berlabuh. Pemerintah telah menyiapkan instrumen investasi yang diharapkan dapat menampung dana tersebut.
"Ketika memilih instrumen investasi yang akan digunakan untuk penempatan dana, saya rasa investor akan mencari instrumen yang memberikan hasil investasi terbaik," kata Shim.
Dia menambahkan, investor harus teliti dalam memilih instrumen. Investor harus benar-benar mencermati situasi pasar agar dapat mengambil keputusan investasi.
Kemarin, rupiah tidak dapat mempertahankan penguatannya. Setelah dua hari menguat, kemarin rupiah melemah 0,4 persen menjadi Rp 13.210 per dollar AS di pasar spot. Adapun menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 0,1 persen menjadi Rp 13.180 per dollar AS.
Sebenarnya tidak ada faktor fundamental yang membuat rupiah melemah. Penguatan selama dua hari lalu memberikan kesempatan investor valuta asing merealisasikan keuntungan.
Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyatakan, dana repatriasi sebaiknya tidak terlalu lama mengendap di instrumen keuangan. Ia mengharapkan, setelah beberapa saat, dana tersebut sebaiknya diinvestasikan ke sektor riil.
Bambang menegaskan, dana repatriasi prinsipnya masuk dulu ke dalam sistem keuangan Indonesia melalui sejumlah instrumen keuangan.
