Berita Pajak
Pantau Aliran Dana Repatriasi
Harian Kompas, 20 July 2016
Demikian salah satu isi kontrak kerja sama antara Kementerian Keuangan dan bank yang ditunjuk menjadi penampung dana repatriasi atau bank persepsi. "Tidak boleh ada hambatan (akses). Ini akan tertulis dalam kontrak. Juga kalau ada pelanggaran, seperti mengalihkan uang ke luar negeri, akan ada sanksi," kata Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dalam keterangan pers seusai rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa (19/7).
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan, bank persepsi diharapkan tidak sekadar menjadi penampung dana repatriasi di pasar keuangan. Namun, mereka juga harus ikut menumbuhkan sektor riil dari dana repatriasi.
Sektor riil
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, persaingan perbankan di Indonesia, baik bank nasional maupun bank asing, bersifat terbuka. "Ada kepentingan nasional yang harus diyakinkan bahwa bank asing memang benar-benar menyalurkan dananya untuk dalam negeri. Jadi, dana jangan sampai dimasukkan ke instrumen yang ternyata instrumen itu justru membuat dana repatriasi kembali ke luar negeri," katanya.
Untuk menggerakkan perekonomian, pemerintah mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur. "Untuk menggerakkan roda perekonomian nasional, pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri. Swasta perlu dilibatkan, terutama dalam pembangunan infrastruktur," ujar Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas tentang perusahaan siap investasi, di Kantor Presiden, kompleks Istana Jakarta, Selasa.
Rapat terbatas dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri. Jokowi mencontohkan, sejumlah negara lain juga melibatkan swasta dalam pembangunan infrastruktur. Komposisi swasta dalam pembangunan infrastruktur di negara lain mencapai 22-40 persen.
"Keterlibatan swasta perlu terus didorong karena swasta lebih fleksibel, lebih lincah, dan juga berpeluang untuk menarik dana dari luar negeri," kata Presiden Joko Widodo.