Harian Kontan, 8 November 2016
Realisasi pertumbuhan penerimaan PPN sampai Oktober 2016 masih negatif 0,68%
JAKARTA. Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Oktober 2016 baru mencapai Rp 870,95 triliun. Jumlah itu setara dengan 64,27% target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016 yang sebesar Rp 1.318,9 triliun. Namun jika dibandingkan dengan nilai penerimaan pajak periode sama 2015, angka ini tumbuh sebesar 13,3%.
Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Yon Arsal bilang, penerimaan pajak saat ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebab, pada Oktober 2016 saja, tercatat ada pemasukan pajak sebesar Rp 78,5 triliun. "Posisi penerimaan kita lebih baik, tapi tidak bisa dipungkiri karena kontribusi amnesti pajak," ujarnya, Senin (7/11).
Data monitoring pelaksanaan amnesti pajak Ditjen Pajak menunjukkan, total realisasi uang tebusan sampai Senin (7/11) mencapai Rp 94,3 triliun. Dari jumlah itu, uang tebusan yang masuk pada Oktober 2016 hanya sebesar Rp 948,3 miliar.
Selain amnesti pajak, menurut Yon, penerimaan pajak juga berasal dari yaitu penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) migas Rp 27,97 triliun, PPh di luar migas Rp 842,98 triliun. Terdiri dari PPh non migas Rp 513,27 triliun dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp 307,27 triliun.
Berdasarkan pengalaman, pada akhir tahun penerimaan meningkat.
Menurutnya, realisasi pertumbuhan penerimaan PPN masih negatif 0,68%. Meskipun masih negatif, namun dibandingkan dengan pertumbuhan penerimaan PPN periode sama tahun 2015 yang turun 2,74%, masih lebih baik. "PPN turun lebih disebabkan kinerja impor yang belum pulih," ungkapnya.
Kejar penerimaan rutin
Dengan realisasi sampai Oktober 2016 yang sebesar Rp 870,95 triliun, Yon yakin target penerimaan pajak sampai akhir Desember 2016 masih sesuai prognosis. Dia bilang, outlook penerimaan pajak sampai akhir Desember 2016 masih sama dengan prognosis awal, yaitu sebesar Rp 1.318,9 triliun dikurangi potensi shortfall Rp 215 triliun sehingga menjadi Rp 1.103,9 triliun. Dengan angka penerimaan saat ini, diyakini target akan tercapai. "Angka ini masih cukup realistis untuk kita dicapai," katanya.
Apalagi berdasarkan pengalaman, pada akhir tahun, penerimaan negara cenderung meningkat. Belanja pemerintah di akhir tahun potensinya juga masih cukup besar meskipun sudah digenjot di awal tahun. "Belanja pemerintah di belakang masih cukup dominan," katanya. Penerimaan PPN diprediksi masih akan naik, termasuk dari amnesti pajak periode kedua.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bilang, di tengah perekonomian Indonesia yang masih lemah, untuk menjaga penerimaan negara, Ditjen Pajak juga harus menjaga penerimaan rutin. "Pertama, amankan penerimaan rutin. Seluruh kepala kantor harus melihat apa yang pernah diterima di tahun-tahun sebelumnya dari wajib pajak. Kedua, ekstra effort harus ditingkatkan" ungkapnya.