Berita Pajak
Pencapaian Pajak Tahun 2013 Merosot
Harian Kompas, 7 January 2014
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ahmad Fuad Rahmany dalam keterangan pers bersama pejabat Kementerian Keuangan lainnya di Jakarta, Senin (6/1), menyatakan, penurunan pencapaian terhadap target sejalan dengan pelambatan pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, penerimaan pajak secara nominal tumbuh 10,5 persen atau masih di atas pertumbuhan nominal produk domestik bruto (PDB) sebesar 9,7 persen.
Tahun 2011 ketika pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, capaian penerimaan pajak mencapai 97 persen. Tahun 2012, ketika pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 6,2 persen, penerimaan pajak mencapai 94 persen. Sementara tahun 2013, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 5,7 persen, penerimaan pajak 92,5 persen dari target Rp 995,21 triliun.
Hal ini, menurut Fuad, tercermin dalam capaian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengingat sebagian besar penerimaan pajak berasal dari sektor tradable. Pada semester II -2013 terjadi pelambatan akibat melambatnya pertumbuhan ekspor dan impor.
Tahun 2012, realisasi PPN sebesar Rp 337,6 triliun atau 100,3 persen dari target. Tahun 2013 realisasinya hanya Rp 383,4 triliun atau 90,5 persen dari target.
"Secara sektoral, memang sektor-sektor yang merupakan tumpuan utama penerimaan pajak kita semuanya drop, baik nominal maupun riil," kata Fuad.
Sektor migas sebagai penyumbang utama penerimaan pajak, menurut Fuad, hanya tumbuh 0,5 persen secara nominal sampai dengan triwulan III-2013. Jika memperhitungkan inflasi, maka secara riil penerimaan sektor migas turun.
Dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan, realisasi penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) migas tahun 2012 mencapai Rp 83,5 triliun. Tahun 2013, realisasi sementara adalah Rp 88,7 triliun. Artinya, penambahannya hanya Rp 5,2 triliun.
Dari data DJP, PPh migas biasanya mencapai 97-98 persen dari target. Namun, tahun 2013, capaiannya hanya 89 persen dari target. PPh migas satu-satunya jenis pajak yang capaiannya di bawah 90 persen dari target.
Sektor pengolahan yang juga menjadi penyumbang utama penerimaan pajak, ujar Fuad, secara nominal tumbuh 8,5 persen sampai dengan triwulan III-2013. Diperkirakan sampai dengan akhir tahun 2013, angkanya tetap dikisaran itu.
Sektor yang penerimaan pajaknya tumbuh paling tinggi adalah sektor properti, yakni 30 persen. Tahun 2013, DJP melakukan penyisiran di sektor ini. Meskipun belum maksimal, peningkatannya sudah lumayan.
Menurut Menteri Keuangan M Chatib Basri, realisasi pendapatan negara sebesar 95,2 persen. Realisasi belanja negara 94,9 persen. Konsekuensinya, realisasi defisit anggaran tahun 2013 mencapai Rp 209,5 triliun atau 2,24 persen PDB. Target APBN-P 2013 adalah Rp 224,2 triliun atau 2,38 persen dari PDB.