republika.co.id, 28 February 2014
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan kebijakan amnesti pajak berupa pengampunan kepada siapa pun yang selama ini tidak membayar pajak bisa menggenjot pendapatan negara.
"Siapa saja, individu maupun perusahaan yang selama ini tidak bayar pajak diampuni, dan mereka membayar pajak mulai sekarang," katanya usai berdialog dengan Pengusaha Komunitas Tionghoa, di Semarang, Kamis malam.
Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat itu mengakui amnesti pajak itu menjadi salah satu program andalan yang ditawarkannya untuk Indonesia, setelah ketahanan pangan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Menurut pria kelahiran Jakarta, 21 September 1965 itu, pemberian ampunan atau amnesti pajak itu jika diterapkan bisa meningkatkan pendapatan negara karena jumlah pembayar pajak akan mengalami peningkatan.
"Saya yakin bisa pendapatan negara bisa menjadi lebih besar. Sekarang, pembayar pajak, baik individu maupun korporat (perusahaan) kan masih sekitar 20 juta. Kalau 'tax amnesty' diterapkan bisa bertambah," katanya.
Di samping penerapan amnesti pajak, Gita juga mengemukakan pentingnya perluasan kebijakan "tax holiday", yakni pemberian kebebasan bagi kalangan perusahaan untuk tidak membayar pajak selama beberapa tahun.
Perusahaan diberi kebijakan "tax holiday", kata dia, selama memberikan semangat mendukung program pemerintah, misalnya membantu menciptakan banyak lapangan kerja dan membantu peningkatan teknologi nasional.
"'Tax holiday' yang selama ini sudah diberlakukan untuk sektor tertentu, industri tertentu, harus diperluas untuk mencapai ketahanan pangan, ketahanan energi, dan percepatan pembangunan infrastuktur," katanya.
Pemilik nama lengkap Gita Irawan Wirjawan itu mencontohkan industri kelapa sawit di hilir, kemudian industri baja selama ini sudah menerima fasilitas "tax holiday", dan ke depannya perlu diperluas ke sektor lain.
Sementara itu, Kamadjaya selaku pemrakarsa pertemuan itu mengatakan Indonesia membutuhkan sosok pemimpin muda yang memiliki kapabilitas, terutama memiliki "sense of bussiness", seperti Gita Wirjawan.
"Negara juga ditentukan oleh kondisi usaha. Saya melihat Pak Gita memiliki kapabilitas, masih muda. Tetapi, realistis saja, lebih baik Pak Gita untuk posisi calon wakil presiden (cawapres) saja," katanya.
Menurut Presiden Direktur PT Gendhis Multi Manis (GMM) yang mengelola Pabrik Gula Blora itu, siapa pun pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki kepekaan terhadap kalangan petani, termasuk petani tebu.
"Karena itulah, tadi saya ajak Pak Gita untuk berdialog dengan ribuan petani tebu di Blora. Bagi saya pribadi tidak penting apa pun partai politiknya, namun yang penting kapabilitasnya," kata Kamadjaya.