Berita Pajak
Pemerintah Segera Kirim Ampres RUU Amnesty
Harian Kontan, 6 November 2015
Maklum, hingga kini pemerintah belum juga mengirimkan amanat presiden (Ampres) terkait pembahasan RUU ini. Alhasil, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum bisa memulai pembahasan RUU Tax Amnesty.
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Sigit Priadi Pramudito menuturkan, Menteri Keuangan telah mengirim surat ke Presiden Joko Widodo yang berisi permohonan agar Presiden segera mengirim Ampres ke DPR.
Menurut Sigit. kebijakan ini diperkirakan bisa menarik dana WNI di luar negeri sebesar Rp 2.000 triliun. Jika ditarik pajak sebesar 3%, nilainya mencapai Rp 60 triliun. Data jumlah simpanan WNI di luar negeri ini didapat dari berbagai pihak, diantaranya Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan lembaga riset internasional McKenzie.
Sigit berharap presiden segera mengajukan Ampres ke DPR secepatnya. Sebab. "Undang-Undang ini harus rampung di tahun depan, karena Ditjen Pajak sudah menghitung penerimaan dari tax amnesty tahun depan sekitar Rp 60 triliun," ujarnya.
Sigit menegaskan RUU Tax Amnesty berdiri sendiri agar lebih cepat dibahas. Sebelumnya pemerintah berencana memberlakukan tax amnesty dengan merevisi UU Ketetapan Umum Perpajakan (KUP).
Optimis rampung Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Firman Subagyo mengakui, hingga kini DPR masih menunggu presiden mengirim Ampres untuk membahas RUU Amnesty.
Sebab, ia menilai keputusan ini lebih baik ketimbang haus menambah pinjaman luar negeri yang justru memberatkan masyarakat di masa mendatang. Karenanya, "DPR juga harus realistis. Jangan semua dipolitisasi," ungkap Firman.
Anggota Baleg DPR Misbakhun juga optimistis, pembahasan RUU Amnesty akan cepat selesai dalam masa sidang selanjutnya sehingga bisa juga cepat dibawa ke paripurna.