Harian Kontan, 1 March 2016
JAKARTA. Para pebisnis properti sangat berharap pengampunan pajak alias tax amnesty bisa terlaksana tahun ini. Meskipun pada kenyataannya realisasinya masih belum mendapat lampu hijau dari wakil rakyat.
Padahal, menurut Olivia Surodjo, Sekretaris Perusahaan PT Metropolitan Land Tbk (Metland), efek kebijakan ini bisa langsung terasa. "Sampai tax amnesty keluar, penjualan properti menengah atas belum naik," katanya kepada KONTAN, Jumat (26/2).
Ia menilai beleid ini lebih ampuh mendatangkan investor properti ketimbang penurunan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 basis poin. Saat ada pengampunan pajak ia yakin penjualan properti menengah atas dengan harga Rp 1 miliar bakal laris.
Dengan penundaan ini, Olivia mengaku masih mempertimbangkan rencana peluncuran produk kelas atasnya Cyber City. Bila pada semester II-2016, respon pasar ternyata positif, proyek bisa diluncurkan.
Untuk sementara pada semester I-2016 emitran berkode saham MTLA ini masih fokus menggarap pasar menengah dan menengah bawah. Maret ini, Metland akan membuka penjualan proyek apartemen di Metland Transyogi Bogor. Metland akan melepas 600 unit apartemen dengan harga sekitar Rp 200 jutaan.
Harga bisa turun
Keyakinan yang sama juga diungkapkan Sinarmas Group. Ishak Chandra, Managing Director Corporate Strategy & Services Sinarmas Land. Ia bilang bisnis properti bisa bergairah saat ada beleid pengampunan pajak.
Selama beleid ini belum berlaku maka minat pembeli properti mewah di Indonesia akan terbatas. Maklum pemilik dana tajir juga terbatas. "Bisa jadi triger penggerak bisnis properti," katanya.
Sepanjang tahun ini Sinar Mas Land memilih menggembangkan proyek hunian dan proyek resor. Salah satu lini bisnis Grup Sinar Mas ini akan mulai memasarkan proyek residensial dan kondominium di Batam. Sedangkan untuk proyek resor akan dikembangkan di Lombok, Nusa Tenggara Timur.
Hal berbeda diungkapkan Theresia Rusadi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD). Menurutnya, pihaknya bakal mencari celah supaya tetap bisa ekspansi bisnis sepanjang tahun ini.
Pengembang ini berencana membangun tiga produk properti hunian untuk perumahan dan apartemen di segmen kelas atas. Tapi aksi ini tentu dengan catatan kalau masih ada potensi pertumbuhan pasar di segmen hunian mewah.
Sedangkan Harun Hajadi, Managing Director Ciputra Group memastikan laju bisnis perusahaan ini tak akan terpengaruh pada nasib pembahasan pengampunan pajak. Ia memprediksi, konsumen masih takut membelanjakan dananya. Sebab, dana yang tidak masuk dalam surat pemberitahuan (SPT) akan sulit untuk membeli produk dengan dana besar seperti properti.
Aldi Garibaldy, Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia memproyeksi imbas dari penundaan tax amnesty adalah sulit menarik dana asing masuk ke tanah air. Untungnya, valuasi harga properti bisa terpangkas 20%-30%.