Harian Kompas, 13 July 2016
JAKARTA, KOMPAS — Asosiasi Pengusaha Indonesia optimistis tren pertumbuhan dunia usaha pada semester II-2016 akan positif. Optimisme itu tidak terlepas dari penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.
Pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan diharapkan mampu menjaga optimisme dunia usaha tersebut. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi B Sukamdani di Jakarta, Selasa (12/7), mengatakan, para pelaku usaha sangat berharap pada hasil penerapan pengampunan pajak. Dana dari luar negeri yang masuk akan menambah likuiditas perbankan yang saat ini ketat.
Likuiditas perbankan yang makin longgar setelah repatriasi akan berdampak pula pada likuiditas dunia usaha. Pasalnya, selama ini dunia usaha sangat bergantung pada bank untuk memperkuat modal dan investasi.
"Di samping itu, aliran dana dari luar juga dimungkinkan masuk ke sektor riil untuk investasi atau ekspansi usaha. Apabila tarif tebusan atau pengampunan pajak yang terealisasi sebesar Rp 70 triliun saja, itu sudah bagus," katanya.
Hariyadi yakin pertumbuhan dunia usaha akan semakin baik sebagai dampak dari pengampunan pajak. Pertumbuhan itu akan lebih baik daripada semester I tahun ini yang sebenarnya juga menunjukkan tren kenaikan, terutama di sektor perhotelan.
Pertumbuhan sektor perdagangan ritel melambat pada semester I tahun ini akibat kebijakan pengawasan kartu kredit. Namun, penundaan pelaksanaan pengawasan kartu kredit yang dilakukan pemerintah bisa turut mendorong sektor tersebut.
"Terkait industri pengolahan, perkiraan kami masih stagnan karena permintaan global masih lemah dan belum ada pembenahan yang optimal di sektor tersebut," kata Hariyadi.
Survei
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Triwulan II-2016 Bank Indonesia menunjukkan, kegiatan usaha pada triwulan II-2016 tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Hal itu tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 18,4 persen, lebih tinggi dibandingkan pada triwulan I-2016 yang sebesar 5,8 persen.
Peningkatan kegiatan usaha terjadi pada semua sektor, terutama perdagangan, hotel, dan restoran. Peningkatan kegiatan usaha ini dikonfirmasi oleh kenaikan volume penjualan yang didorong peningkatan permintaan, khususnya dari dalam negeri, sejalan dengan faktor musiman.
Kinerja keuangan dunia usaha juga membaik. Saldo bersih kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha pada triwulan II-2016 masing-masing tercatat 37,66 persen dan 38,96 persen, meningkat dari 34,75 persen dan 31,88 persen pada triwulan sebelumnya. Kinerja sektor industri pengolahan juga meningkat. Hal itu diindikasikan SBT sebesar 3,41 persen, lebih baik dari kondisi sebelumnya yang terkontraksi (-0,77 persen).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara dalam siaran pers mengatakan, kegiatan usaha pada triwulan III-2016 diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi. Hal ini terindikasi dari SBT kegiatan usaha pada triwulan III-2016 yang sebesar 17,7 persen.
"Kegiatan usaha sektor industri pengolahan juga diperkirakan terus ekspansif pada triwulan III-2016 dengan SBT sebesar 3,53 persen. Ekspansi sektor industri pengolahan terutama didorong ekspansi indeks volume produksi dan indeks volume persediaan barang jadi masing-masing 59,37 persen dan 50,59 persen," ujarnya.