Berita Pajak
Menkeu Masih Optimistis Penerimaan Pajak Tercapai
Harian Kontan, 7 August 2014
Menurut Chatib, penerimaan pajak akhir tahun ini sebagian akan disumbang oleh sektor pertambangan. "Turunnya pertumbuhan ekonomi tidak terlalu banyak dampaknya.
Kontribusi terbesar bagi penerimaan pajak adalah sektor pertambangan dan komoditas," jelas Chatib, Rabu (6/8).
Chatib optimistis, kembali aktifnya ekspor mineral akan menjadi sumber pertumbuhan penerimaan pajak. Dia menghitung, dengan kembali menggeliatnya ekspor mineral, hingga akhir tahun ini pemerintah akan menerima pemasukan sebesar US$ 5,3 miliar.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 merosot menjadi 5,12% dari di triwulan I sebesar 5,2%. Ini adalah tingkat pertumbuhan tahunan paling rendah sejak triwulan terakhir 2009 dan di bawah proyeksi pemerintah sebesar 5,3%.
Beberapa sektor ekonomi menjadi penyebab penurunan ekonomi di triwulan II 2014. Di antaranya, kinerja ekspor yang melempem dan pengeluaran belanja pemerintah yang seret di periode tersebut. Alhasil, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester pertama tercatat hanya 5,17%.
Chatib mengakui, saat terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 dari 6,1% menjadi 5,8%, memang terjadi penurunan penerimaan pajak yang cukup besar. Tapi berbeda dengan tahun sebelumnya, di saat pemerintah melakukan revisi pertumbuhan ekonomi dari 6,5% menjadi 6,1%, penerimaan pajak saat itu justru tak terlalu turun.
Karena itu, Chatib optimistis, sampai akhir tahun ini, penerimaan pajak tidak akan tergerus oleh pelemahan ekonomi di triwulan II. Alasannya, Chatib memprediksi, hingga akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi akan kembali merangkak naik ke level 5,3%.
Catatan saja, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun 2014, pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.072,37 triliun.
Hingga pertengahan Juli lalu, realisasi penerimaan pajak baru Rp 472,44 triliun. Angka ini 44,06% dari target. Bisa menggerus pajak Namun, menurut Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih, pertumbuhan ekonomi yang melambat tentu akan menurunkan penerimaan pajak. Alasannya, "Penerimaan dari sektor pajak kan sangat bergantung pada PDB nasional," katanya.
Meski begitu, Lana menilai, walaupun pertumbuhan sedang melandai, sebenarnya pemerintah masih bisa mengoptimalkan penerimaan pajak melalui Pertambahan Nilai (PPN). Sebab nilai penerimaan pajak dari sektor masih terbilang minim.
Lana menambahkan, sumbangan pajak dari sektor pertambangan dan komoditas masih jadi andalan. Di luar itu masih banyak sumber penerimaan pajak. Seperti dari perusahaan yang tergolong besar dan menengah, minimal perusahan yang sudah dapat mengeluarkan pembukuan belanja dan penghasilannya.
Rendahnya penerimaan PPN dipengaruhi oleh masih rendahnya kesadaran para wajib pajak yang enggan melaporkan pajaknya dengan benar. Karena itu, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) harus memiliki akses untuk memperoleh data transaski perusahaan secara keseluruhan.
"Jadi wajib pajak bandel, bisa ditangani," kata Lana.